Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Untitled

Suatu ketika, sebelum keberangkatanku ke tanah ini, Rama berkata " Berkawanlah dengan orang banyak, tak usah cari perkara. Sebab kawan yang melapangkan jalanmu". Dan semenjak itu aku semakin meyakini kekuatan tali persaudaraan dari seorang teman. Aku bahkan pernah menjalin suatu hubungan asmara (yang tidak sepatutnya terjadi) dengan teman kecilku ketika aku beranjak remaja (SMP) hingga gerbang perkuliahan. Sekian lama hubungan itu dirajut, aku baru sadar bahwa seorang teman adalah teman, bukan pacar, bisa jadi teman adalah pacar, tapi tidak semua bisa begitu. Di akhir hubungan itu, dapat ditarik kesimpulan lebih baik menjadi teman. Sebab jika awalnya "diniatkan" menjadi teman, akan susah menjadi pacar, pun sebaliknya (Anggap saja sebagai latar belakang tulisan, walaupun sedikit curhat). Main-main di Kepetingan. Seru! Di masa perkuliahan bertemu dengan banyak teman baru. Banyak pengalaman berjalan sendiri tanpa dekapan orang tua di tanah rantau. Banyak

Kisah Kelinci

Di suatu angka pada kalender, percaya atau tidak, aku pernah dan akan tersesat. Dan hanya dua kemungkinan kembali pulang atau pergi Pergi berarti meninggalkan boleh masuk ke kandang macan atau pulang ke rumah tempat segala yang baik berdiam Dan apakah lompatanku berarti mencari atau hanya luapan bahagia karena aku dilahirkan oleh ibu kelinci, itu rahasia Tuanku Kemudian Ibu melepasku : Selamat menembus langit, bidik bintangmu. Bacalah mantra, sangu segala benda bertemu dengan Penolongnya. Berkawanlah dengan yang melapangkan, jauhilah yang menyempitkan. Aku telah memulai petualangan ini pun juga harus menemukan akhirnya. Semoga waktu tak lupa merekam, kisah kita, para kelinci, yang berjuang mencari. Kelinci-kelinci

Puan yang Bermimpi Memiliki Seribu Bayang

Puan yang bermimpi memiliki seribu bayang itu tumpah di hadapan hari. Ia tak tahu bagaimana jalan sempit dilewati dan setiap kepala saling memasuki kepala-kepala lain. Kepala yang jika dirombak isinya tak lebih dari tulang belulang dan kusut otak yang lupa dipakai. Si puan harus memilih dan siap dengan segala arah, sebab diam tak jauh dari mati dan melangkah pun tak berarti memperpanjang nadi. Bayang adalah mimpi yang ditinggalkan oleh pemiliknya di masa silam, juga adalah pengejar yang tak pernah sampai. Sedang si puan adalah pencari setiap hal, genap dan ganjil bukan alasan. Lalu dimana harus ia gandakan setiap bayang yang pernah ditinggalkan di masa silam?, yang selalu mengejarnya namun tak pernah sampai, yang selalu ditariknya namun tak pernah tergapai. Seribu adalah nilai yang ingin dicapai si puan untuk menggenapkan kisahnya menuju kesempurnaan.

Ramadhan dan Kedewasaan

Ramadhan sudah datang. Begitu katanya. Waktu yang selalu dirindukan untuk menikmati berkahNya bersama keluarga di rumah. Ya, rumah adalah tempat remah-remah kisah ditanam dan dipetik kala tiba waktu jumpa. Ramadhan kali ini tidak rumah. Beragam kegiatan dan kewajiban menuntut untuk tetap tinggal di tanah perjuangan. Ramadhan yang mendewasakan. Lelah memang, tapi hidup tetap mesti berjalan. Sudah seharusnya banyak belajar dan belajar banyak. Terlebih masih diberikan kesempatan. Menjelang bulan Ramadhan, waktu dihabiskan memikirkan gas karbon dioksida, aktivasi lumpur lapindo, menghancurkan zeolit, titrasi, salah, asistensi, rapat, bertemu dengan masyarakat, membuat power point, monitoring dan evaluasi, penghijauan, markisa, anjang-anjang, dan yang akan dimulai, kerja praktik. Sangat terasa. Selamat datang di akhir semester 6. 19 Juni 2015, kesekian kalinya berkunjung ke rumah sakit. Saya tidak pernah merasa bergembira saat berkunjung ke rumah sakit. Melewati IGD, lorong, ruang ad

Pada Akhirnya

Sudah berapa tahun tinggal, Fai? Adakalanya berubah, sebab hidup mesti berkembang. Adakalanya keras kepala, sebab setiap kepala mempunyai prinsip. Pada akhirnya kau harus berhadapan dengan kepala-kepala yang berbeda prinsip itu. Pada akhirnya kau harus menerapkan "pelajaran" saling menghargai yang diajarkan di PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) di Sekolah Dasar dulu. Masih bersikap idealis kah?. Pada akhirnya si idealis harus lebih realistis, Fai. Buka mata. Terlalu banyak hal yang menyenangkan untuk dilakukan dibandingkan dengan kesempurnaan itu sendiri. Proses. Berproseslah dengan baik, nikmati terjalnya. Nikmati sakitnya. Sungguh itu luar biasa rasanya. Masih tidak suka melakukan hal-hal dibawah tekanan?. Masih tidak suka melakukan hal-hal yang tidak disukai?. Pada akhirnya kau harus melakukannya. Sebab itu kewajiban. Sebab sebagian darinya adalah amanah. Apakah amanah salah memilih puan?. Amanah boleh salah memilih puan, tetapi Tuhan tak pernah

Dongeng Minggu Ke-13

Yah, ini dongeng kedua untukmu yang kutulis di tempat ini. Kudongengkan untukmu sebab kini kita tak pernah benar-benar bertukar kisah secara rinci seperti sedia kala. Aku kerap diserang lupa saat tengah bertelepon ria denganmu. Ini minggu ke-13 untukku, yah. Minggu yang sibuk dan melelahkan. Minggu yang begitu cepat berjalan dan menyerang semua yang dikejar deadline. Apakah ayah mengerti arti angka 13 itu?. Konon   katanya angka 13 adalah angka sial. Tapi bukan itu yang kumaksud, yah. Ini minggu ke-13 dan artinya tiga minggu lagi adalah minggu ke-16. Adakah yang spesial dari angka 16?. Di angka itu   tiga tugas perencanaanku (Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum, Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Setempat, dan Perencanaan Pengelolaan Sampah) di semester ini dikumpulkan. Hmm. Entahlah. Doakan aku yah semoga semua selesai sesuai harapan dan berakhir menyenangkan. Yah, terkadang aku menyesal kenapa aku harus mengikuti nasehat ayah dan ibu untuk meninggalkan pilihank