Puan yang bermimpi memiliki seribu
bayang itu tumpah di hadapan hari. Ia tak tahu bagaimana jalan sempit dilewati
dan setiap kepala saling memasuki kepala-kepala lain. Kepala yang jika dirombak
isinya tak lebih dari tulang belulang dan kusut otak yang lupa dipakai. Si puan
harus memilih dan siap dengan segala arah, sebab diam tak jauh dari mati dan
melangkah pun tak berarti memperpanjang nadi.
Bayang adalah mimpi yang
ditinggalkan oleh pemiliknya di masa silam, juga adalah pengejar yang tak
pernah sampai. Sedang si puan adalah pencari setiap hal, genap dan ganjil bukan
alasan.
Lalu dimana harus ia gandakan
setiap bayang yang pernah ditinggalkan di masa silam?, yang selalu mengejarnya
namun tak pernah sampai, yang selalu ditariknya namun tak pernah tergapai. Seribu
adalah nilai yang ingin dicapai si puan untuk menggenapkan kisahnya menuju
kesempurnaan.
Comments
Post a Comment