Selamat malam, Fai. Hari ini cukup melelahkan, jadwal mata kuliah yang padat merayap. Kuliah yang kembali mengingatkanku pada masa sekolah menengah atas beberapa tahun yang lalu. Dan karena memang sejatinya menuntut ilmu tidak bisa diukur dengan hal apapun, maka bersabarlah. Baiklah. Sebenarnya ini adalah tulisan yang ditulis di malam yang tidak begitu nyaman untuk sekadar membaca buku kuliah. Lalu, apa yang sedang aku lakukan detik ini?, tentunya tengah bermain keyboard laptop. Rasanya sudah cukup lama menyukai dunia tulis menulis puisi. Tapi apa daya si koran masih belum mau tulisanku menjadi bagian tubuhnya. Ya, aku cukup tahu. Dulu, aku pernah berkata pada ayah bahwa aku ingin mempunyai buku puisi. Buku puisiku sendiri, bukan antologi. Dulu, aku bersemangat sekali untuk memilikinya, bahkan memperjuangkannya. Tapi ketika itu ayah tidak begitu meresponku. Entahlah apa alasannya. Aku sempat kecewa dan kemudian mencari-cari sebenarnya apa alasan ayah. Hingga aku tahu bahw
adalah mata yang siap mengantarkan garis pada tak hingga : KATAKATA